Skip to main content

Avengers: Endgame Bagus Banget Tapi Saya Sedikit Kecewa

PERHATIAN! ARTIKEL INI MENGANDUNG SPOILER! JIKA ANDA BELUM NONTON AVENGERS: ENDGAME, SEBAIKNYA TIDAK LANJUT MEMBACA.

Kita baru saja melewati euforia film Avengers: Endgame, yang menjadi penutup dari 22 film MCU sejak tahun 2008 yang dimulai dengan Iron Man.

Saya sangat excited menanti film ini setelah setahun lamanya sejak Infinity War. Nunggu film ini tayang rasanya lamaaa banget. Tapi bayar THR karyawan kayaknya cepeeet banget, perasaan baru kemarin bayar THR sekarang udah harus bayar THR lagi wkwkwk.

Makanya ketika ada pengumuman tiket presale, saya pun langsung pesan untuk nonton di theater CGV Paskal 23 Bandung yang dekat dari lokasi tempat saya dan istri jualan jengkol.

Meskipun waktu itu spoiler sudah bertebaran karena adanya leaked footage dan leaked plot, tapi tak menyurutkan semangat untuk tetap nonton filmnya. Dan ketika tiba saatnya nonton, rasanya hati berbunga-bunga, belum pernah saya sesemangat ini nonton film.

Setelah selesai nonton, saya akui saya harus angkat 4 jempol untuk film ini, karena memang bagus banget, bisa dibilang pas sebagai film penutup dari 22 film MCU selama ini. Bahkan kita serasa melihat kilas balik beberapa adegan di film-film sebelumnya. Karena itu kalau yang gak ngikutin film MCU sejak awal mungkin akan bingung terutama saat adegan Time Travel. Mereka mungkin tidak akan tahu siapa itu Howard Stark, Jarvis, Peggy Carter, dan tidak akan ngeh dengan adegan-adegan kilas balik seperti adegan elevator ketika Cap berusaha mengambil Tesseract dan berpura-pura menjadi anggota Hydra. Adegan elevator itu  mengingatkan adegan yang mirip di film Captain America: Winter Soldier.

Yang gak ngikutin film MCU juga mungkin tidak akan tahu kebiasaan atau kata-kata yang sering diucapkan tokoh-tokoh Avengers, sehingga mereka mungkin tidak akan tertawa ketika Captain America berantem dengan dirinya sendiri dari masa lalu, dan Cap masa lalu berkata "I can do this all day..." lalu dijawab Cap masa kini dengan, "Yeah, I know, I know..."

Termasuk dalam salah satu adegan epic final battle, Sam Wilson alias Falcon yang kembali dari debu tiba-tiba menghubungi Cap dan mengatakan, "Cap, it's Sam...can you hear me? On your left!"

Mungkin yang gak pernah nonton Winter Soldier akan merasa adegan itu biasa-biasa saja. Sedangkan bagi saya adegan itu membuat saya terharu, karena selain disusul dengan kemunculan para Avengers secara epic, kata-kata "On your left!" adalah kata-kata Cap yang diucapkan pada Sam di film Winter Soldier saat Cap menyalip Sam beberapa kali ketika lari pagi.


Namun meski dengan segala momen epic terutama pada saat final battle, tidak ada film yang sempurna dan tidak ada film yang bisa memuaskan semua orang. Saya tidak menampik bahwa film ini sangat bagus dan membuat saya hampir menangis pada beberapa adegan, tapi saya tahan karena gengsi sama istri saya yang duduk di sebelah wkwkwk.

Jadi selain saya mengakui bahwa film ini bagus, saya juga akan beberkan beberapa kekurangan yang agak mengganggu saya ketika nonton film ini. Tentunya ini hanya pendapat saya pribadi, anda belum tentu sama.

Berikut beberapa poin yang membuat saya agak kecewa dengan Avengers: Endgame

1. Yang ini sih bukan faktor filmnya hehehe. Saya agak kecewa karena penonton di bioskop tempat saya nonton Endgame ini tidak seheboh waktu saya nonton Infinity War. Terus terang ada beberapa adegan final battle yang membuat saya pengen loncat sambil berteriak dan tepuk tangan meriah, tapi saya tahan karena khawatir ditimpukin penonton lain atau disangka setres. Sayangnya di adegan-adegan yang epic di film ini, penontonnya cuma tepuk tangan dan itu pun gak meriah-meriah amat tepuk tangannya, udah gitu cuma sebagian penonton, yang lainnya diem bae.


Tidak seperti waktu nonton Infinity War, penontonnya heboh banget, terutama saat epic moment ketika Captain America muncul dari balik bayangan untuk membantu Wanda dan Vision yang terdesak oleh Black Order, juga saat Thor tiba di Wakanda bersama Rocket dan Groot ketika Avengers beserta pasukan Wakanda sudah terdesak. Itu benar-benar epic moment banget, penonton bersorak riuh melihat kedatangan Thor, apalagi ketika Thor menghantamkan senjata barunya yaitu Stormbreaker yang memporakporandakan pasukan Thanos.

Epic Moment saat Thor tiba di Wakanda (Infinity War)

Sayangnya kehebohan itu tidak terulang dan tidak saya temukan di bioskop sini, makanya saya ngiri jika di bioskop lain begitu seru dan hebohnya wkwkwk. Mungkin penontonnya sebagian besar cuma ikut-ikutan trend heboh nonton Endgame, bukan fans Marvel dan gak nonton film-film MCU sebelumnya. Atau mereka juga sama seperti saya, menahan diri karena ragu-ragu untuk teriak dan tepuk tangan meriah wkwkwk.

2. Mungkin ekspektasi saya terlalu tinggi saat nonton film ini, apalagi sempat beredar rumor bahwa Endgame bakalan nge-gas dari awal, sehingga terbayang oleh saya alur filmnya akan berlangsung cepat dan banyak adegan berantem seperti di Infinity War. Tapi di Endgame, adegan battle bisa dibilang hanya 10-15% dari total durasi 3 jam, sisanya adalah perjalanan dan drama team Avengers untuk memulihkan efek SNAP Thanos, meskipun semua adegan bisa dibilang penting dan saling berkaitan sehingga nyaris tidak ada adegan yang sia-sia.

3. Komposisi musik score Alan Silvestri untuk film Endgame ini bagi saya terasa kurang megah, saya tidak merasakan musiknya semegah Infinity War. Ada yang berasa kurang pas saat final battle yang menurut saya musiknya bisa dibikin lebih epic lagi. Selain itu musiknya tidak membuat saya merinding dan tidak membuat terngiang-ngiang terus di telinga seperti waktu di Infinity War.

4. Ini yang membuat saya paling kecewa, karena Thanos yang dilawan oleh Avengers bukanlah Thanos yang sama yang sudah memusnahkan separuh populasi alam semesta, melainkan Thanos dari masa lalu yang masih dalam masa perjuangan mengumpulkan Infinity Stones dan terpaksa harus dihadapi oleh Avengers sebagai konsekwensi dari Time Travel.

Sedangkan Thanos masa kini malah dihajar dengan mudahnya oleh Avengers di awal film dalam keadaan yang sudah tidak sepowerful dulu, bahkan bisa dibilang sudah lemah, karena Thanos sendiri mengatakan bahwa dia hampir terbunuh ketika menghancurkan Infinity Stones yang dianggap sudah tidak berguna lagi.

Makanya ketika Thor memenggal kepala Thanos, disatu sisi lucu karena Thor melakukan apa yang disarankan Thanos di Infinity War yaitu "You should have gone for the head..." dan di Endgame Thor benar-benar memenggal Thanos sampai membuat Rocket shock dan bertanya, "What did you do?"

Lalu dijawab Thor dengan, "I went for the head..."



Di situ saya sempat menebak-nebak mungkin nanti Thanos akan hidup lagi dan hanya mengelabui Avengers dengan menggunakan reality stone, seperti yang pernah dia lakukan pada Gamora di Infinity War saat Gamora mengira dia berhasil membunuh Thanos. Apalagi kalau melihat trailer Endgame, di sana terkesan Thanos yang dilawan Avengers adalah Thanos yang sama yang telah memusnahkan setengah populasi alam semesta bahkan terkesan menjadi lebih powerful.

Kesan itu didapatkan dari ucapan Thanos di trailer endgame yang mengatakan, "You could not live with your own failure. What did that bring you? Back to me."


Bagi saya itu mengesankan bahwa Thanos yang dihadapi Avengers adalah Thanos masa kini yang sudah siap bertempur lagi dengan Avengers yang ingin membalas dendam padanya. Tapi ternyata bukan Thanos masa kini yang dihadapi Avengers, dan itu membuat saya agak kecewa.

Saya bisa mengerti Russo brother pasti sudah bekerja keras untuk membuat kisah yang sesempurna mungkin, tapi di bagian sininya saya kurang setuju. Kenapa Avengers tidak dibuat melawan Thanos masa kini saja? Atau biar lebih greget Thanosnya ada dua sekalian, dari masa kini dan masa lalu.

Saya pribadi akan lebih puas ketika Thanos masa kini yang dikalahkan Avengers, karena ketika setengah populasi yang lenyap bisa dikembalikan lagi, ditambah dengan jentikan jari Tony Stark yang membuat seluruh pasukan Thanos hancur menjadi debu, di situ Thanos akan merasakan kekalahan yang menyesakkan karena dia menyangka sudah berhasil mencapai tujuan, tapi pada akhirnya harus menyaksikan semua usahanya selama ini menjadi sia-sia.

Salah satu adegan keren dalam final battle menurut saya adalah ketika Wanda Maximoff alias Scarlet Witch melawan Thanos, jujur itu keren banget. Wanda keren abis di adegan ini, dia memperlihatkan kualitasnya sebagai salah satu Avengers terkuat yang nyaris mencabik-cabik Thanos.

Wanda, kamu keren 

Tapi adegan ini juga yang menegaskan kekecewaan saya, ketika Wanda yang penuh kemarahan berkata, "You took...everything from me..."

Lalu Thanos masa lalu yang tidak tahu apa-apa menjawab, "I don't even know who you are..."

Jadi bisa dibilang Thanos masa lalu ini belum punya salah apa-apa sama Wanda karena kenal juga kagak wkwkwk. Tapi coba kalau yang dilawan Wanda adalah Thanos masa kini, pasti lebih epic dan puas lagi karena dendam Wanda benar-benar tersalurkan pada musuh yang tepat yang sudah membunuh Vision.

Selain itu, fans Thor akan kecewa karena Thor yang menjadi Avengers terkuat di Infinity War, di Endgame ini jadi lemah meski punya Stormbreaker. Padahal saat Infinity War, Stormbreaker tidak terbendung oleh Thanos yang sudah punya Infinity Stones. Tapi di Endgame, Stormbreaker bisa dihalau oleh pedang Thanos yang belum sepowerful saat sudah memiliki Infinity Stones.

Mungkin alasan Thor jadi kurang powerful bisa diterima, karena Thor makin lamban gara-gara jadi gendut udah gitu sudah 5 tahun tidak bertarung. Tapi fans Thor mungkin akan kecewa dengan Thor yang terkesan jadi o'on dan kehilangan perut sixpacknya wkwkwk.

5. Ada beberapa hal yang janggal menurut saya akibat efek dari Time Travel, di film ini diistilahkan sebagai Time Heist, yaitu metode mencuri waktu yang tidak akan menciptakan alternate timeline. Tapi tetap saja ada yang janggal.

Pertama, ketika Nebula membunuh dirinya dari masa lalu, kenapa Nebula masih tetap hidup dan tidak lenyap dari eksistensi? Padahal efeknya harusnya membuat Nebula tak pernah ada di masa kini. Hmm...mungkin karena efek keberhasilan time heist, atau plot hole? Atau suka-suka sutradaranya aja?

*Edit:
Kalau berdasarkan teori bahwa konsep Time Travel di MCU adalah masa lalu tidak akan mempengaruhi masa depan, maka meskipun Nebula membunuh dirinya sendiri dari masa lalu tidak akan mempengaruhi dirinya di masa kini, yang terjadi hanyalah di masa lalu akan tercipta alternate reality dimana Nebula mati dan tidak pernah ada di masa depan.

Kedua, Loki berhasil lolos dan mencuri Tesseract. Lalu bagaimana nasib Loki dan masa lalu yang berubah itu? Untuk yang ini mungkin saja jawabannya akan dijelaskan dalam serial TV Loki yang rencananya akan tayang di Disney Plus.

Ketiga, Peter Parker kembali ke sekolahnya setelah 5 tahun berlalu dan bertemu Ned. Kisah mereka pun akan berlanjut dalam Spider-Man: Far From Home. Tapi ini mengundang pertanyaan. Kok murid-muridnya masih tetap sama? Masa gak naik kelas semua?

Mungkin jawabannya adalah...semua guru dan murid sekolahnya lenyap jadi debu saat Thanos melakukan SNAP di Infinity War. Makanya mereka tetap jadi orang yang sama di umur yang sama meski sudah 5 tahun berlalu. Hmm...oke, masih bisa diterima.

Keempat, dan mungkin ini yang jadi plot hole banget adalah ketika Cap mengembalikan semua infinity stones ke masa lalu sekalian mengembalikan Mjolnir. Ada satu kejanggalan yang menurut saya sutradaranya pun mungkin akan sulit menjelaskan. Yaitu bagaimana cara Cap mengembalikan Soul Stone ke Vormir? Bukankah Soul Stone hanya akan muncul ketika ada jiwa yang dikorbankan? Hawkeye saja mendapatkannya muncul di tangannya secara tiba-tiba ketika dia siuman dan terbangun di air setelah Black Widow mengorbankan diri. Terus Cap bisa tahu begitu saja di mana Soul Stone tersimpan di Vormir dan bisa mengembalikannya dengan mudah?

Kelima, Cap memutuskan untuk kembali ke masa lalu dan hidup secara normal bersama Peggy. Tindakan yang dia lakukan seharusnya akan menciptakan alternate timeline dimana dia tidak pernah bergabung bersama Avengers. Tapi ternyata garis waktu tidak berubah dan dia muncul kembali sebagai kakek-kakek.

Karena tidak tercipta alternate timeline seperti di film X-Men: Days of Future and Past, maka teori yang terpikirkan di sini adalah Cap menjalani hidup normal bersama Peggy selama kurang lebih 74 tahun (waktu yang terasa oleh Cap di masa lalu yang hanya sekitar 5 detik di masa kini). Lalu setelah 74 tahun berlalu dia pergi ke tempat yang sama pada saat dia dikirim ke masa lalu oleh Professor Hulk, sehingga dia bisa bertemu dengan Sam, Bucky, dan Professor Hulk disaat yang pas.

*Edit
Russo brother sudah mengkonfirmasi tentang Time Travel Cap. Jadi konon katanya Cap pergi ke masa lalu untuk hidup bersama Peggy. Tapi yang dia lakukan tidak mengubah masa depan, melainkan menciptakan alternate reality/universe di masa lalu dimana di timeline yang baru tersebut dia menikahi Peggy. Sedangkan primary universe tidak terpengaruh.

Kemudian setelah 70 tahunan berlalu, katanya Cap melompat kembali ke primary universe untuk bertemu dengan Sam, Bucky, dan Professor Hulk. Walaupun tetap saja sih buat saya menimbulkan pertanyaan baru. Cap kan pergi ke 7 tempat, 6 tempat untuk mengembalikan infinity stone, dan satunya lagi ke Asgard untuk mengembalikan Mjolnir. Masa di masa depan tetep cuma 5 detik waktu yang dibutuhkan untuk dia kembali? Dan ini juga tetap tidak menjawab bagaimana caranya Cap bisa mengembalikan Soul Stone ke Vormir muahahaha... #KetawaJahat

Masih ada yang lainnya tapi itu saja sih yang paling kepikiran sama saya, walaupun ini sebenarnya cuma film yang gak perlu dipikirin serius, dan ceritanya juga suka-suka sutradaranya aja wkwkwk.

Tapi daripada stroke karena banyak pikiran, lebih baik unek-unek diungkapkan walaupun hanya lewat tulisan lebay.

Toh saya pun seandainya jadi sutradara dan bikin film, meskipun diusahakan sesempurna mungkin dan memenangkan oscar sekalipun, pasti akan tetap ada kelemahan cerita yang tidak terpikirkan, dan tidak akan bisa memuaskan semua orang.

Jadi meskipun faktor-faktor di atas membuat saya hanya bisa kasih skor 7.9/10 dan tidak 9.9/10 seperti orang lain, overall sih saya ucapkan, "Good job Marvel. Thanks for bring our childhood heroes into the movie."

Ituh!

Comments

Popular posts from this blog

Review Terapi Oxybaric Steve Sugita Cikiray Sukabumi

Postingan ini ada di blog yang lain, silahkan klik saja judulnya, anda akan diarahkan ke blog yang baru. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.

Aku Suka Jengkol - Rockgenic

Benarkah Film X-Men: Dark Phoenix Jelek? (SPOILER ALERT)

Film ini telat tayang di Indonesia, karena di US sudah tayang sejak 7 Juni 2019. Mungkin karena faktor hari lebaran di Indonesia yang membuat jadwalnya diundur. Premierenya sendiri sebenarnya sudah tayang di Indonesia sekitar tanggal 8 Juni, tapi saya tidak sempat nonton karena hanya ditayangkan di bioskop tertentu yang jauh dari rumah, dan saya sendiri masih sibuk dengan acara keluarga, jadilah saya harus sedikit bersabar karena tidak bisa nonton premierenya. Waktu itu seorang teman yang sudah nonton premierenya memberitahu di grup WA bahwa filmnya biasa saja. Belum lagi review buruk dari Rotten Tomatoes dan beberapa blog reviewer di luar negeri yang mengatakan film ini mengecewakan, ditambah lagi dengan anjloknya pendapatan opening film ini, membuat saya tidak memasang ekspektasi tinggi untuk menontonnya. Apalagi film ini seolah tenggelam oleh hype Avengers: Endgame yang meskipun sudah berlalu tapi masih dibicarakan orang. Tibalah hari Jumat tanggal 14 Juni dimana film ini